19 April 2016
Pantai Kejawanan Cirebon menyimpan misteri dan kekuatan magis yang aneh. Jangan pernah berani mengunjungi tempat ini jika anda tidak
memiliki nyali yang besar. Bukan saja akan disajikan hal-hal yang janggal, tapi
bagi wisatawan masih kurang pemahaman adat istiadat akan mengalami beberapa
kejadian yang kurang diharapkan.
Cerita bermula pada Minggu 17 April lalu. Ketika kawan saya
mengajak berwisata alam yang kabarnya murah meriah sekaligus dia ingin
memperkenalkan tentang Cirebon. Dengan berbekal pancing dan umpan ,
persenjataan kami telah lengkap untuk mengusir stress dari rutinitas dan
menenangkan diri menyatu dengan alam. Selain menyuguhkan wisata alam, pantai
yang terletak di Jln. Yos Sudarso Kota Cirebon dekat dengan pelabuhan ini
menjadi tempat menarik untuk memancing.
Tepat beberapa meter setelah gerbang, dengan keramahan yang tidak dibuat-buat
pengelola menyodorkan tiket masuk seharga Rp1000 per kendaraan. Di sekeliling
jalan, gambar-gambar ikan dan udang membuat kami yakin sedang berada di
Cirebon.

Belum cukup beruntung mendapatkan ikan, kami memutuskan untuk pindah lokasi ke
area pantai tempat wisata. Saat pertama kali memasuki area wisata Pantai
Kejawanan, akan ditemui warung-warung yang menjual minuman dan makanan. Minggu
adalah hari yang tepat bagi para keluarga yang ingin berlibur, para fotografer
yang mengambil gambar, muda-mudi yang berduaan, jomblo-jomblo yang
mencari pasangan, para pemancing yang mencari kesenangan, atau orang
'kere' seperti penulis yang berpura-pura memancing. Tak hanya dari kalangan
manusia, kalangan penjahat alam, bahkan mahluk aneh-aneh pun berdatangan. Dimulai
dari sini kejadian-kejadian aneh bermunculan.
Entah kekuatan magis apa yang
membuat beberapa orang tiba-tiba kacau dan hilang kendali dan pikiran. Sudah
dipastikan awal niat kedatangan para pengunjung wisata adalah untuk mengagumi
keindahan ciptaan Tuhan atau untuk merenungkannya. Tapi ketika sesampainya disini,
orang-orang jadi menggila. Mendadak seolah ingin bermusuhan dengan laut. Laut
yang indah itu membuat muak, ingin sekali rasanya untuk menghancurkan keindahan
pantai ciptaan Tuhan. Tiba-tiba saja tangan-tangan itu tidak tahan ingin sekali
membuang sampah sembarangan. Merasa muak dengan laut dan melemparinya dengan
sampah-sampah plastik dan lainnya. Ada yang berdalih bahwa keterbatasan Tempat
Pembuangan Sampah di sekitar lokasi wisata adalah biang kerok dari fenomena
ini. Namun tetap saja, meski saku atau tas orang-orang kesurupan itu kosong dan
cukup untuk membawa sampah ke tempatnya, mereka enggan, karena memang rasanya
tidak tahan untuk tidak mengotori keindahan Pantai Kejawanan.
image source : http://www.metrotvnews.com
Entah mantra apa yang harus dibaca agar benar-benar waras saat berwisata
disana. Tapi anak kecil ini terlihat tidak membaca mantra apapun, Ia hanya
mengumpulkan sampahnya sendiri dan setiap yang ditemuinya walau satu atau dua
kemudian dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Ia si kecil yang menikmati
keindahan dengan hati dan ketenangan.

kita tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya ketika laut
menuntut balas dan menjejalkan kembali sampah kedalam mulut kita dengan membawa
gelombang menaiki daratan.
Alam bukan tanggung jawab pemerintah, tapi tanggung jawab manusia.
Tanggung jawab kita. Bersama.
Kami berterima kasih kepada anda yang membantu melestarikan lingkungan.Terima
kasih Himpunan Pemuda Kejawanan (HPK) yang merawat luka-luka bumi di sendi
Kejawanan. Terima kasih untuk komunitas Backpacker Regional Cirebon yang
mengadakan acara sosial "Peduli Pantai Kejawanan Peduli Cirebon"
dibantu oleh komunitas-komunitas lainnya yang berjiwa pecinta alam. Dan
orang-orang ikhlas tidak terlihat menjaga alam yang sakit.
Share tulisan ini jika bermanfaat dan tinggalkan komentar.
Share tulisan ini jika bermanfaat dan tinggalkan komentar.
Salam Tah, bli, jeh Cirebon
Maksudnya apa Mas? 😅😅
BalasHapus